Sintang, Redaksi Sanrosven — 3 Oktober 2025. Seluruh komunitas akademik SMAS Panca Setya Sintang, yang terdiri dari 900 peserta didik, guru, dan staf, secara khidmat merayakan Misa Pembukaan Bulan Rosario pada Jumat (3/10). Perayaan Ekaristi ini menandai dimulainya Oktober sebagai bulan khusus bagi umat Katolik untuk memperdalam devosi kepada Bunda Maria melalui doa Rosario.

Misa yang dipimpin oleh RD. Hiasintus menekankan bahwa kebiasaan berdoa ini berakar pada ajaran iman dan sejarah Gereja yang kuat. Dalam homilinya, RD. Hiasintus mengingatkan bahwa penetapan Oktober sebagai Bulan Rosario terkait erat dengan kemenangan Pertempuran Lepanto pada 7 Oktober 1571, di mana kemenangan militer dikaitkan dengan permohonan yang tak putus-putusnya melalui doa Rosario. Kisah ini menjadi bukti nyata kuasa doa dalam mengubah sejarah.

1. Esensi Iman Katolik dalam Doa Rosario

RD. Hiasintus menegaskan bahwa Rosario bukanlah hanya pengulangan doa, melainkan adalah “Kompendium Injil” atau ringkasan kisah keselamatan Kristus. Esensi iman di dalamnya adalah:

• Kristosentris: Pusat dari Rosario adalah permenungan (kontemplasi) atas 20 misteri kehidupan Kristus—Peristiwa Gembira, Terang, Sedih, dan Mulia. Doa Salam Maria yang didaraskan berulang kali berfungsi sebagai irama doa yang membawa jiwa fokus pada misteri keselamatan yang sedang direnungkan.
• Berdoa Bersama Maria: Ini adalah cara bagi umat untuk memandang wajah Kristus melalui mata Bunda Maria. Sebagai Bunda Allah dan figur paling setia, Maria menjadi teladan dan perantara (ora pro nobis) yang menghantar doa-doa umat kepada Putranya.

2. Kedudukan Maria yang Diteguhkan Dogma Gereja

Devosi ini memiliki fondasi teologis yang kuat, berakar pada empat Dogma Maria yang diakui Gereja Katolik:

• Bunda Allah (Theotokos): Menegaskan Maria sebagai ibu dari Yesus Kristus yang adalah Allah.
• Keperawanan Abadi (Semper Virgo): Menegaskan kesucian dan kekudusan Maria.
• Maria Dikandung Tanpa Noda (Immaculate Conception): Menegaskan bahwa Maria dibebaskan dari dosa asal sejak dikandung.
• Maria Diangkat ke Surga (Assumption): Menegaskan kemuliaan Maria yang sudah ambil bagian dalam kebangkitan Kristus dengan jiwa dan raganya.

Dogma-dogma ini memberikan alasan fundamental mengapa Maria dihormati dan dimohonkan perantaraannya, yang pada gilirannya menguatkan praktik devosi Rosario.

3. Rosario sebagai Pusat Kekuatan Iman Generasi Z

Misa pembukaan ini secara khusus mengaitkan semangat Rosario dengan kebutuhan peserta didik Gen Z saat ini. Di tengah derasnya arus informasi digital, media sosial, dan tantangan kecemasan yang mendera, Rosario menawarkan Pusat Kekuatan Iman yang praktis dan relevan:

• Latihan Fokus (Anti-Distraksi): Pengulangan dalam Rosario menantang defisit perhatian yang diakibatkan oleh kecepatan dunia digital. Ia melatih peserta didik untuk menemukan ketenangan batin dan memusatkan pikiran pada narasi Kristus.
• Memupuk Ketahanan (Resilience): Merenungkan Misteri Sedih mengajarkan siswa bahwa kesulitan hidup—seperti tekanan akademik atau krisis identitas—adalah jalan menuju kemenangan dan harapan (Misteri Mulia).
• Teladan Anti-Narsisme: Maria mengajarkan kerendahan hati dan ketaatan (“Aku ini hamba Tuhan”), yang menjadi penawar ideal bagi budaya pencarian validasi (likes) dan narsisme yang marak di media sosial.

“Bulan Rosario ini adalah kesempatan bagi anak-anak kita, Generasi Z, untuk meraih untaian manik-manik sebagai Pusat Kekuatan Iman di tengah badai kehidupan. Dengan Rosario, kita tidak hanya menghafal doa, tetapi meneladani iman Maria yang teguh, sehingga kita mampu memandang setiap masalah dalam terang Kristus,” tutup RD. Hiasintus.

SMAS Panca Setya Sintang berkomitmen melanjutkan pendarasan Rosario secara rutin selama bulan Oktober sebagai bagian integral dari pembinaan karakter dan penguatan iman peserta didik. Ambillah Rosario Anda dan biarkan ia memimpin Anda pada ketenangan yang sejati.

#SMASpancasetyasintang
#Timmultimedia
#Redaksisanrosven