
SMAS PANCA SETYA SINTANG

SMAS PANCA SETYA SINTANG

SMAS Panca Setya Sintang Kuatkan Pilar Toleransi dalam Peringatan Hari Kesaktian Pancasila

Sintang, Redaksi Sanrosven-Kamis, 1 Oktober 2025. Keluarga besar SMAS Panca Setya Sintang hari ini menggelar upacara khidmat di lapangan sekolah untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh pada tanggal 1 Oktober 2025. Peringatan ini tidak hanya sekadar ritual tahunan, melainkan momentum penting untuk menanamkan nilai-nilai kehidupan fundamental Pancasila di kalangan seluruh warga sekolah.
Upacara yang dihadiri oleh seluruh elemen sekolah ini dipimpin oleh Pembina Upacara, RD. Hiasintus. Dalam amanatnya, RD. Hiasintus menegaskan bahwa peringatan ini harus menjadi wadah transformatif dan bekal hidup bagi para peserta didik.
Penajaman Nilai Kehidupan: Menjunjung Persatuan di Atas Perbedaan
Inti pesan yang disampaikan oleh RD. Hiasintus adalah panggilan untuk secara nyata menjunjung tinggi toleransi antar suku, agama, dan ras. Beliau menekankan bahwa semangat Hari Kesaktian Pancasila adalah mengaktualisasikan Bhinneka Tunggal Ika—berbeda-beda namun tetap satu jua—dalam kehidupan sehari-hari.
Ini bukanlah sekadar slogan, melainkan nilai-nilai kehidupan praktis yang wajib dipegang teguh:
- Mengikis Prasangka: Peserta didik didorong untuk aktif melawan bibit-bibit intoleransi dan prasangka yang bisa memecah belah.
- Menghargai Keberagaman: Menjadikan perbedaan sebagai kekayaan dan kekuatan bersama, bukan sumber perpecahan.
- Memperkuat Solidaritas: Membangun persatuan dengan dasar saling pengertian, penghormatan, dan kerjasama lintas identitas.
Dengan demikian, peringatan ini menjadi komitmen SMAS Panca Setya Sintang untuk mencetak generasi yang tidak hanya cerdas intelektual, tetapi juga kaya akan nilai moral Pancasila sebagai landasan kokoh dalam bermasyarakat.
Sejarah Singkat Hari Kesaktian Pancasila (1 Oktober)
Hari Kesaktian Pancasila diperingati setiap tanggal 1 Oktober untuk mengenang dan menghormati perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan ideologi negara, Pancasila, dari ancaman serius. Peringatan ini secara khusus merujuk pada peristiwa Gerakan 30 September (G30S) pada tahun 1965.
- Latar Belakang: Pada malam 30 September hingga 1 Oktober 1965, terjadi upaya kudeta oleh kelompok yang kemudian dikenal sebagai G30S, yang menculik dan membunuh enam jenderal serta satu perwira TNI Angkatan Darat.
- Makna: Peristiwa ini menunjukkan adanya upaya untuk mengubah dasar negara Pancasila dengan ideologi lain. Kegagalan kudeta tersebut dianggap sebagai bukti bahwa Pancasila memiliki “kesaktian” dan kekokohan sebagai falsafah dan ideologi bangsa yang tidak dapat digantikan.
- Tujuan Peringatan: Peringatan 1 Oktober adalah momen refleksi untuk memastikan Pancasila tetap menjadi satu-satunya dasar dan pandangan hidup bangsa Indonesia.
Relevansi Perjuangan Generasi Z dengan Hari Kesaktian Pancasila
Hari Kesaktian Pancasila memiliki relevansi yang sangat kuat dengan tantangan yang dihadapi oleh Generasi Z (Gen Z), yaitu generasi yang tumbuh di era digital dan keterbukaan informasi.
Hal-hal krusial yang perlu diperjuangkan Gen Z dengan menyandingkan nilai-nilai 1 Oktober adalah:
1. Perjuangan Melawan Radikalisme dan Polarisasi Digital
Di era media sosial, ideologi-ideologi ekstrem, termasuk ujaran kebencian yang mengancam persatuan dan Pancasila, dapat menyebar sangat cepat.
- Perjuangan Gen Z: Menerapkan Sila Ke-3, Persatuan Indonesia, dengan menjadi “Duta Digital Pancasila”. Mereka harus kritis terhadap informasi hoaks, ujaran kebencian, dan konten yang memecah belah, serta aktif mempromosikan narasi toleransi dan inklusivitas di dunia maya.
2. Mempertahankan Keadilan Sosial (Sila Ke-5) di Tengah Kesenjangan
Gen Z harus berjuang agar prinsip Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia tidak hanya berhenti sebagai teks. Kesenjangan ekonomi, pendidikan, dan akses digital adalah isu nyata.
- Perjuangan Gen Z: Menggunakan kreativitas dan keterampilan digital mereka untuk menciptakan solusi inovatif yang mengurangi kesenjangan, serta menyuarakan isu-isu keadilan dan kesetaraan dalam berbagai platform.
3. Menguatkan Demokrasi dan Musyawarah di Era Cancel Culture
Prinsip Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan (Sila Ke-4) sering terancam oleh polarisasi ekstrem dan budaya cancel culture yang menutup ruang dialog.
- Perjuangan Gen Z: Mengedepankan dialog dan musyawarah yang konstruktif. Mereka perlu belajar untuk menyampaikan kritik secara santun, mendengarkan pandangan yang berbeda, dan mencari titik temu, alih-alih saling menyerang, sehingga iklim demokrasi yang sehat dapat terpelihara.
Dengan demikian, semangat Kesaktian Pancasila bagi Gen Z adalah perjuangan moral dan intelektual untuk mempertahankan Pancasila sebagai ideologi pemersatu bangsa, tidak dengan senjata fisik, tetapi dengan kearifan digital dan komitmen pada nilai-nilai persatuan dan keadilan.
#SMASpancasetyasintang
#Timmultimedia
#Redaksisanrosven