Stay Updated with Agro Cultures News

24K subscribers

Diam bibendum nullam quis, placerat mattis ultrices, rutrum porttitor posuere sit curae amet cubilia quam, ante velit pretium.

Interdum nullam est, aliquam consequat, neque sit ipsum mi dapibus quis taciti. Ullamcorper justo, elementum pellentesque gravida quisque.

Manusia Semu

Langkah itu selalu sama: berangkat dari rumah dengan dada yang penuh tanya, lalu kembali dengan rasa yang tak pernah terjawab. Aku sering bertanya pada diriku sendiri: untuk apa semua ini? Hidup terasa seperti sebuah panggung, dengan naskah yang sudah ditulis entah oleh siapa. Aku hanya aktor yang menirukan dialog, kadang tersenyum, kadang menangis, dan sering kali lupa apa arti dari setiap adegan.

Aku menyadari, kita hanyalah manusia semu—dititipkan di dunia ini untuk sekadar berjalan. Hidup adalah misteri yang tak bisa dibaca dengan jelas, bagai kabut yang menutup jalan setapak. Kadang aku berharap ia seindah mimpi, penuh warna dan cahaya. Namun kenyataan justru memberi badai, luka, kecewa, dan tangis yang menyusup di sela-sela bahagia.

Marah, benci, dan emosi sering bergejolak dalam diriku. Rasanya seperti ombak yang mengguncang perahu kecil di tengah samudra. Tapi di saat yang lain, aku belajar bahwa kecewa hanyalah batu di jalan—melukai telapak, tapi juga mengajarkan cara melangkah lebih hati-hati. Dan bahagia? Ia singgah sekejap, seperti kunang-kunang di hutan malam. Tidak lama, namun cukup membuat gelap tak lagi terasa menakutkan.

Pelan-pelan aku belajar: setiap langkah, sekecil apa pun, punya konsekuensi. Ada luka, ada cahaya. Ada getir, ada syukur. Jika aku terus meragukan arah, aku hanya akan terjebak dalam lingkaran bayangan pikiranku sendiri. Maka aku mencoba melangkah pasti—meski tidak selalu benar, meski jalannya tak selalu rata.

Hidup ternyata bukan tentang menuntut keindahan, melainkan tentang keberanian menerima retaknya. Dari retakan itu, cahaya bisa masuk. Dari luka itu, makna bisa tumbuh.

Dan akhirnya aku mengerti: manusia seutuhnya bukanlah mereka yang selalu tersenyum dalam cerita indah, melainkan mereka yang berani menjalani misteri, merangkul badai, dan tetap melangkah, meski hanya sebagai manusia semu.

Penulis: Mr. Anonim